LOBAR (Lombokexpress id)– Populasi anjing di Perumahan Griya Menang Asri (Perum GMA) Kuripan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dari hari ke hari kian bertambah, warga Perum GMA merasa gerah dan memulai upaya pembasmian. Pasalnya, selain suka mengejar dan menggigit, Selasa (18/110/2022), seorang bocah umur 8 tahun terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena diterkam anjing.
Seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun warga RT.05 Blok AB harus dilarikan ke Rumah Sakit Patut Patuh Patju (Tripat) Lombok Barat, gegara luka cukup parah akibat giitan anjing di beberapa bagian tubuh bagian bawah.
Bocah kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 3 Kuripan umur 8 tahun itu, diterkam anjing saat bermain hujan-hujanan bersama kakak dan seorang temannya, di sekitar Masjid Al-Faruq Komplek Perum GMA Kuripan.
Entah bagaimana ceritanya, ketiga anak-anak yang sedang bermain itu berlarian dikejar anjing. Naas, bocah umur 8 tahun yang tak mampu berlari sekencang kakak dan temannya, tertinggal dan berteriak-teriak karena diterkam atau digigit di beberapa bagian tubuhnya seperti pantat, paha dan betis.
“Untung saat itu ada bapak-bapak yang bawa cangkul mengetahui dan menolongnya. Kalau tidak, entahlah,” tutur beberapa warga Perum GMA Kuripan.
Ketua RT. 04 Perum GMA Lalu Makbul menyikapi peristiwa anak diterkam anjing yang beberapa kali terulang itu, dengan meminta pendapat warga dalam mengatasi perihal tersebut, termasuk komunikasi melalui WhatsApp (WA) grup Perum GMA RT.4.
“Kami sudah meminta solusi untuk anjing-anjing yang ada di perumahan, karena sudah banyak sekali korban. Kami sarankan kepada yang suka pelihara anjing, supaya dimasukkan di dalam rumahnya, jangan dibiarkan berkeliaran,” ungkap Makbul saat dikonfirmasi via aplikasi WA, Kamis (20/10/2022).
Mengingat warga Perum GMA Kuripan yang heterogen, Makbul menyikapi terulangnya kembali kejadian anak digigit anjing dengan cukup bijak.
“Melalui WA Grup kami mengingatkan kembali kepada semua warga yang suka pelihara anjing, supaya anjingnya dimasukkan ke dalam rumahnya supaya putra-putri kita tidak menjadi korban,” katanya.
Makbul berharap dengan diberitakan melalui media terkait kasus ini, pihak terkait penanganan hewan/anjing segera bertindak demi kondusifitas masyarakat.
“Kami berharap institusi atau lembaga terkait penanganan hewan atau anjing ini, segera mengatensi setelah mengetahui kejadian ini. Kalau tidak, dengan terpaksa kami bapak-bapak di sini akan membasminya dengan cara yang bisa kami lakukan, kasihan anak-anak kita di sini,” harapnya.
Diinformasikan bahwa pasca terjadinya bocah 8 tahun diterkam anjing itu, selain melaporkan ke pihak-pihak berwenang dalam penanganan hewan, para bapak yang tidak ingin anaknya menjadi korban berikutnya, mulai melakukan perburuan terhadap kawanan anjing yang ada di Perum GMA Kuripan.
Menelisik lebih jauh, ternyata kasus anjing di Perum GMA Kuripan itu juga menjadi pembahasan cukup seru di grup WA “Emaq2 Griya Menang Asri. Pro dan kontra terjadi terkait cara penanganan populasi anjing yang terus meningkat dan membahayakan warga tersebut.
Berbagai argumen terlontar, mulai prikehewanan dan prikeanjingan hingga hukum agama membunuh anjing, walau terkadang tidak tahu dan mengerti secara mendalam tentang hukum tersebut, dimana pengetahuan terkait hal itu hanya dipahami sepintas semata.
Berbagai solusi diperdebatkan, mulai usul lapor damkar, dinas kesehatan hingga pembasmian dengan cara dibunuh dan diracunpun muncul ke permukaan. Ada juga yang mengusulkan anjing-anjing itu ditangkap dan dijual, ke rumah makan yang menyediakan menu daging anjing.
Bahkan, ada selentingan informasi bahwa seorang ibu dilaporkan ke pihak berwajib (kepolisian), gegara ngotot mendukung pembasmian anjing tersebut.
Dari pantauan media, hingga Rabu (21/10/2022) malam masih terjadi perburuan terhadap kawanan anjing di Perum GMA Kuripan, dimana Ketua RT.04 kembali mengingatkan kepada warganya yang memelihara anjing, untuk tidak membiarkan anjing peliharaanya keluar rumah, karena akan dilakukan pembasmian.
Hingga berita ini diturunkan, petugas dari pihak berwenang dalam penanganan anjing belum datang ke Perum GMA Kuripan untuk melakukan pengendalian. (red)