SURABAYA (LOMBOKEXPRESS.ID) – Agen Intelijen harus mampu mendeteksi, mengidentifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan, dan menyajikan Informasi dalam rangka meprediksi secara dini ancaman terorisme terhadap keamanan nasional. Peran intelijen sangat strategis untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi teror.
“Peran intelijen dalam upaya penanggulangan terorisme sangat vital. Semakin banyak data yang terkumpul akan menempatkan satuan intelijen dan aparat penegak hukum pada posisi yang lebih kuat untuk mengidentifikasi calon tersangka sebelum melancarkan aksinya,” jelas Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Brigjen Pol. Wawan Ridwan, S.I.K., M.H., mewakili sambutan pembuka Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Irjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.I.K dalam kegiatan Pelatihan Intelijen Bagi Aparatur Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme di Hotel Movenpick Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (14/03) hingga Kamis (16/03) 2023.
Wawan menyebutkan kompetensi seorang agen intelijen dalam mengumpulkan dan mengolah informasi akan berdampak sangat baik dalam mencegah terjadinya peristiwa terorisme yang mungkin saja akan terjadi di masa depan. Hal ini yang mendasari BNPT RI secara berkesinambungan memberikan pelatihan intelijen bagi aparatur pemerintah yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.
“Mengawasi individu-individu yang teridentifikasi sebagai terduga pelaku juga akan membantu mencegah aksi terorisme di masa depan. Demikian pula halnya dengan mengumpulkan informasi tentang teroris akan menghasilkan petunjuk penting mengenai peristiwa terorisme di masa yang akan datang,” tambah Polisi bintang satu tersebut.
Melalui pelatihan ini diharapkan terbentuknya sebuah keterpaduan tiap satuan-satuan intelijen di wilayah Jawa Timur dalam mengemban peran sebagai early warning dan early detection terhadap segala bentuk ancaman terorisme dan meningkatnya kualitas komunikasi, koordinasi dan juga sinergitas dalam pertukaran data agen-agen intelijen untuk menghasilkan produk intelijen yang komprehensif. Sehingga pengambilan keputusan lebih tepat dan terarah.
“Harapan kami dengan pelatihan ini bisa menambah wawasan bagi para peserta dan juga bisa menjadikan suatu pola keterpaduan. Khususnya antara aparat intelijen yang ada di wilayah Jawa Timur dalam upaya penanggulangan terorisme yang berkembang di Jawa Timur,” tutup Wawan.
Dalam kegiatan ini sejumlah narasumber dihadirkan dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT), Badan Intelijen Negara (BIN), BNPT RI, dan dipandu instruktur profesional di bidang surveilance dan Intelijen terkait kasus tindak pidana terorisme.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari Intelkam Polda Jatim, Den Intel Polda Jatim, Intelkam Polrestabes Surabaya, Intelkam Polres Jawa Timur, Deninteldam Kodam V Brawijaya, Lanud Muljono, Denintel Lantamal V Surabaya, Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya, Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya, Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur dan Satgaswil FTF. (bnpt/has)