JAKARTA (LOMBOKEXPRESS.ID)– Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) memandang penting kekuatan seluruh masyarakat Indonesia dalam meluruskan narasi bermuatan kebencian yang beredar di media sosial dewasa ini.
“Seluruh keluarga besar ini harus menyelamatkan narasi-narasi yang hari ini penuh dengan kebencian khususnya pada sosial media”ajak Kepala BNPT RI, Komjen Pol.Dr. Boy Rafli Amar,M.H saat menghadiri Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di Jakarta pada Sabtu (25/3).
Menurut Jenderal Bintang Tiga Kepolisian ini sosial media kini sudah menjadi bagian dari ruang publik yang banyak diakses oleh anak-anak muda Indonesia, sehingga menjadi kewajiban bersama menyelamatkan mereka dari pengaruh yang semakin menjauhkan dari nilai kebangsaan dan keislaman yang Rahmatan lil Alamin.
“Sosmed sudah menjadi ruang publik yang menjadi pilihan generasi milenial yang tentunya adalah anak-anak kita, yang perlu kita selamatkan agar tidak menjadi generasi yang terpenetrasi dengan nilai-nilai yang jauh dari nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman yang Rahmatan lil Alamin,” ucapnya.
Guna memperat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, BNPT RI mendorong organisasi masyarakat Islam dapat aktif dalam kegiatan kebangsaan diantaranya menghadirkan dan mengedepankan narasi persatuan di tengah perbedaan dan mengokohkan NKRI di tengah pluralitas kehidupan, bersama membaca ulang sejarah pahlawan dan syuhada dalam mewujudkan cita cita bangsa.
“Narasi narasi kebangsaan inilah yang diperlukan hari ini oleh kita semua. Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menjadi mitra BNPT selama ini tentunya seluruh ormas Islam dengan BNPT kami selama ini terbantukan dengan sosialisasi kebangsaan kepada masyarakat kita,” jelas Kepala BNPT RI
Mendukung pernyataan Kepala BNPT RI, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam)
Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin (Mahfud MD), S.H., S.U., M.I.P., jika sebenarnya budaya Islam di Indonesia sudah damai, namun ada paham-paham yang mencoba mengganggu dan cenderung memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Budaya Islam sudah tumbuh jangan diganggu dengan radikalisme dan takfiri. Jangan dibentur-benturkan,” kata Mahfud.
Sebab itu, Mahfud mengajak seluruh organisasi masyarakat berbasis Islam untuk terus menyampaikan nilai-nilai Islam yang penuh kasih sayang dan mempersatukan.
“Di Indonesia, Islam yang sejuk dan damai. Islam juga berkembang berdasarkan budaya-budaya Islam Asia Tenggara, mari bersama-sama (Ormas Islam) untuk perkuat ikatan kebangsaan ini,” kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
Sementara itu Ketua Umum LPOI Said Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. berpesan agar seluruh umat, para tokoh dan pemimpin agama serta organisasi-organisasi Islam Indonesia harus menjadi pelopor sekaligus penggerak majunya NKRI kearah yang lebih baik.
“Seluruh kekuatan umat para tokoh dan pemimpin agama serta organisasi-organisasi islam Indonesia harus segera bergerak untuk menjadi garda depan perubahan dan perbaikan negeri ini. Ormas islam harus menjadi leader. Bergerak untuk satu visi Indonesia yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur,” jelasnya.
Dalam kegiatan Tadarus Kebangsaan ini sejumlah perwakilan dari LPOI dan Non LPOI turut hadir diantaranya Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islmiyah, Arrobithoh Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar, Attihadiyah, Azikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syariakat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Da’wah Islamiyah, ICMI dan DMI. (bnpt/red)