Oleh: Rivai Bakkara, Ketua SMSI Kota Pematang Siantar
Baru setahun dr Susanti Dewayani SpA memimpin Kota Pematang Siantar. Namun penguasaan terhadap wilayah dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya tidak diragukan.
Hal itu terlihat ketika menjelaskan persoalan kota Pematang Siantar ketika menerima para peserta tim Ekspedisi Geopark Kaldera Toba Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berkunjung ke Kota Pematang Siantar, Senin (6/2/2023) sore.
Pemimpin pertama perempuan di kota dengan motto Sapangambei Manoktok Hitei ini dilantik sebagai Wakil Wali Kota Pematang Siantar tanggal 22 Februari 2022.
Enam bulan kemudian, tepatnya 22 Agustus 2022, wanita yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak itu dilantik kembali sebagai Wali Kota Pematang Siantar.
Selama memimpin Kota Pematang Siantar, dr Susanti memiliki banyak kegiatan. Setiap hari, jadwal kegiatannya sangat padat. Mulai tugas-tugas birokrasi di Balai Kota hingga yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Hal yang paling menonjol adalah hubungan dr Susanti dengan organisasi-organisasi ataupun komunitas masyarakat, termasuk lembaga-lembaga agama.
Sebagai seorang penganut Islam yang taat, dr Susanti tidak membeda-bedakan agama dalam berhubungan dan memberikan perhatian.
Ini merupakan salah satu cara dr Susanti merajut toleransi di kota yang pernah meraih predikat toleransi terbaik di Indonesia.
Sikap toleransi yang ditunjukkan dr Susanti diakui oleh para pemimpin lembaga-lembaga agama yang ada di Kota Pematang Siantar. Mereka mengaku sangat mengapresiasi dr Susanti yang dianggap benar-benar menghargai ke-Bhinekaan di Kota Pematang Siantar.
“Baru beberapa hari memimpin Kota Pematang Siantar, saat itu beliau masih menjabat wakil wali kota atau Plt wali kota, sudah langsung berkunjung ke sini, Kantor Pusat GKPS,” tutur Ephorus Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Pdt Dr Deddy Fajar Purba MTh.
Pdt Deddy yang ditemui di ruang kerjanya di Kantor Pusat GKPS, Jalan Pdt J Wismar Saragih Pematang Siantar melanjutkan, pasca berkunjung ke Kantor Pusat GKPS, dr Susanti mengundang seluruh komponen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama untuk bersilaturahmi di rumah dinas wali kota.
“Ibu wali kota mengajak kita semua untuk bersukacita atas pelantikannya. Saat itu juga ibu wali kota mengajak kita yang hadir agar senantiasa menjaga toleransi di Kota Pematang Siantar,” jelasnya.
Hal yang tidak dilupakan Pdt Deddy, ketika peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) GKPS. RBM, katanya, merupakan wadah untuk merehabilitasi para penyandang disabilitas yang berada di bawah naungan GKPS.
Kala itu, dr Susanti menyatakan kesediaannya untuk selalu bersama-sama dengan para penyandang disabilitas, yang juga merupakan bagian dari warga Kota Pematang Siantar.
“Kami merasa, ibu wali kota sangat dekat dengan pemimpin-pemimpin agama, termasuk pemimpin gereja,” tukasnya.
Lebih lanjut dikatakan Pdt Deddy, latar belakang dr Susanti yang merupakan dokter spesialis anak menjadi modal baginya dalam memimpin Kota Pematang Siantar. Terutama, telah terbiasa tidak membeda-bedakan pasien yang datang untuk berobat.
“Seorang dokter, pastinya telah biasa menangani dan melayani pasien dari berbagai kalangan. Nah, setelah menjadi wali kota, sikap seperti itu tentunya tetap terbawa. Bergaul dan berhubungan dengan siapa saja, tanpa membeda-bedakan,” jelasnya lagi.
Pdt Deddy berharap, Tuhan tetap melindungi dr Susanti dan memberinya kesehatan. Sehingga dapat memimpin Kota Pematang Siantar dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk untuk terus merajut toleransi.
Apresiasi kepada dr Susanti juga disampaikan Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Pematang Siantar-Simalungun, Susanto atau Aleng. Susanto mengakui dr Susanti sangat baik dalam merajut toleransi di Kota Pematang Siantar.
“Di masa kepemimpinan Ibu dr Susanti, perhatian Pemerintah Kota Pematang Siantar, khususnya ibu wali kota sangat baik. Beliau sering berkoordinasi dan berkomunikasi dengan kita, tokoh dari lintas agama, bagaimana kita membuat toleransi di Kota Pematang Siantar yang sudah bagus menjadi lebih bagus,” sebut Susanto.
Susanto yang didampingi Chandra selaku Sekretaris Walubi Pematang Siantar-Simalungun menambahkan, dalam berbagai kegiatan keagaamaan, dr Susanti senantiasa menyempatkan diri untuk hadir di sela-sela kesibukan serta jadwalnya yang padat.
“Ibu wali kota sangat welcome dan memberi perhatian penuh terhadap lintas agama di Kota Pematang Siantar. Tidak hanya Buddha, agama lain juga. Bahkan ibu wali kota mendorong kita untuk menggelar berbagai kegiatan keagamaan, dan beliau akan berusaha untuk hadir,” kata Susanto.
Baik Susanto maupun Chandra berharap ke depannya, Kota Pematang Siantar di bawah kepemimpinan dr Susanti bisa kembali meraih peringkat pertama kota paling toleran di Indonesia.
“Kita beharap ibu wali kota tetap komitmen menjaga Pematang Siantar lebih baik dalam toleransi inter dan antar umat beragama. Semoga teman-teman yang lain juga mendukung. Mari bekerja sama membangun toleransi di Kota Pematang Siantar ini,” ajak Susanto, yang kemudian menerangkan Walubi merupakan wadah kebersamaan organisasi umat Buddha Indonesia yang terdiri dari Majelis-majelis Agama Buddha, Lembaga Keagamaan Buddha, Dewan Sangha, Badan Kehormatan, dan Wadah Kemasyarakatan yang bernapaskan Agama Buddha. (*)